Search This Blog

Artikel Pilihan

Jom Hafal dan Amal Doa Masuk Pasar... 💞

Alhamdulillah.. Dalam Sunnah Rasulullah Saw ada Kejayaan.. Baginda Rasulullah Saw telah ajar banyak doa kepada kita agar kita sentiasa ingat...

Maulana Sa'ad - Bayan di Ijtima’ Tongi

Tuesday, February 8, 2011

Jika umat jalankan da’wah secara ijtimai, maka agama akan wujud dalam kehidupan umat ini. Jika tidak, umat Islam akan jadi mad’u, objek da’wah, ikut kesana kemari, waktu dan harta akan dipergunakan untuk yang sia-sia. Jika umat terlibat dalam usaha da’wah, maka harta dan waktu akan terpelihara dan akan digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.

Da’i tidak akan terkesan dengan keadaan. Abdullah bin Quhafah dida’wahi untuk meninggalkan Islam, dirayu dengan kerajaan, ditakuti dengan kematian, tidak terkesan. Sehingga fardlu a’in bagi setiap umat untuk berda’wah. Jika dipikirkan kalau da’wah itu hukumnya hanya fardu kifayah, maka orang yang tidak berda’wah akan dida’wahi oleh orang lain/ hal-hal lain. Pindahnya agama seseorang itu dimulai jika da’wah ditinggalkan.

Da’wah adalah penyelesain masalah infirodi dan ijtimai. Allah SWT telah berfirman, “Siapa yang lebih baik perkataanya (yang lebih baik agamanya) dari orang yang menyeru kepada Allah SWT dan beramal soleh”. Disini diterangkan bahwa agama terbaik hanya terwujud dengan menyatukan da’wah dan ibadah. Ini tidak hanya merupakan pertanyaan, tapi penjelasan dan penegasan bahwa da’wah itulah satu-satunya jalan untuk mendapatkan agama yang baik.

Da’wah menimbulkan isti’dat/kesiapan untuk berbuat baik, seperti membajak sawah agar siap untuk ditanami. Da’wah juga membuat istiqomah bagi yang telah beramal. Harus difahami, bahwa da’wah adalah fardu a’in. Jika da’wah itu fardhu kifayah, maka artinya niat da’wah itu untuk memperbaiki orang lain. Karena amalan fardu kifayah selalu untuk orang lain, seperti sholat jenazah untuk orang lain. Tapi sholat wajib itu untuk diri sendiri, sehingga hukumnya fardu a’in. Demikian pula wajibnya da’wah adalah untuk menyelamatkan iman dalam diri sendiri, sehingga hukumnya fardu a’in, Maka bermujahadah dalam da’wah adalah untuk manfaat diri sendiri (waman jaahada fainnamaa yujaahidu linafsih). Jika da’wah bertujuan untuk orang lain, maka dalam berda’wah akan mencari cara-cara lain, seperti pakai Hand Phone, pakai internet, dsb, hal ini tidak bermujahadah.

Da’wah dibuat agar hanya terkesan kepada Allah SWT. Jika telah bisa menafikkan semuanya dan terkesan hanya kepada Allah SWT, maka akan dapat pertolongan langsung dari Allah SWT. Caranya:

a) Buat zikir dan da’wah sebanyak-banyaknya. Buat halakah iman
b) Banyak bercerita tentang nabi-nabi untuk menguatkan iman kaum ini.
c) Banyak cerita tentang nusrotullah dalam perjuangan agama para sahabat untuk memberi semangat umat ini
d) Banyak baca ayat dan hadits tentang ciri-ciri orang yang beriman.

Nusrotullah akan datang dengan sabar dan taqwa (waintashbiruu watattaquu, laa yadurrukum kaiduhum syai’aa). Sabar saja tanpa taqwa, tidak akan turun pertolongan Alloh SWT. Sabar tanpa taqwa seperti sabarnya pencuri yang tertangkap dan dipukuli oleh polisi.

Kita juga harus membawa yakin pada Alloh SWT dalam bermuamalah. Mengenai asbab kebendaan, ada dua hal:

a) Masukkan hukum / perintah Alloh SWT dalam asbab kebendaan.
b) Utamakan amal daripada asbab. Kejayaan ada pada perintah Alloh SWT, bukan pada asbab.

Sumber : Fikir Alami

12 comments:

  1. Tertib dalam usaha ini, yang ingin berkorban, maka ia kerja atas kaumnya, lalu bawa mereka sebanyak-banyaknya keluar di jalan Alloh. Sebagaimana di zaman Nabi, ada yg masuk Islam, maka dia tidak terus-menerus bersama Nabi, cukup beberapa saat saja. Tapi dia segera pulang dan membawa 80 keluarga dari kaumnya untuk masuk Islam bersama-sama.

    ReplyDelete
  2. Jika umat terlibat dalam usaha da’wah, maka harta dan waktu akan terpelihara dan akan digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.

    ReplyDelete
  3. Pindahnya agama seseorang itu dimulai jika da’wah ditinggalkan.

    ReplyDelete
  4. Da’wah adalah penyelesain masalah infirodi dan ijtimai. Allah SWT telah berfirman, “Siapa yang lebih baik perkataanya (yang lebih baik agamanya) dari orang yang menyeru kepada Allah SWT dan beramal soleh”. Disini diterangkan bahwa agama terbaik hanya terwujud dengan menyatukan da’wah dan ibadah. Ini tidak hanya merupakan pertanyaan, tapi penjelasan dan penegasan bahwa da’wah itulah satu-satunya jalan untuk mendapatkan agama yang baik.

    ReplyDelete
  5. Da’wah menimbulkan isti’dat/kesiapan untuk berbuat baik.

    ReplyDelete
  6. Da’wah juga membuat istiqomah bagi yang telah beramal.

    ReplyDelete
  7. Jika da’wah itu fardhu kifayah, maka artinya niat da’wah itu untuk memperbaiki orang lain.

    ReplyDelete
  8. Demikian pula wajibnya da’wah adalah untuk menyelamatkan iman dalam diri sendiri, sehingga hukumnya fardu a’in,

    ReplyDelete
  9. Maka bermujahadah dalam da’wah adalah untuk manfaat diri sendiri (waman jaahada fainnamaa yujaahidu linafsih)

    ReplyDelete
  10. Jika da’wah bertujuan untuk orang lain, maka dalam berda’wah akan mencari cara-cara lain, seperti pakai Hand Phone, pakai internet, dsb, hal ini tidak bermujahadah.

    ReplyDelete
  11. Da’wah dibuat agar hanya terkesan kepada Allah SWT. Jika telah bisa menafikan semuanya dan terkesan hanya kepada Allah SWT, maka akan dapat pertolongan langsung dari Allah SWT.

    ReplyDelete
  12. Nusrotullah akan datang dengan sabar dan taqwa (waintashbiruu watattaquu, laa yadurrukum kaiduhum syai’aa).

    ReplyDelete